27 September 2014

Letzte Aufnahme

Ich erinnere mich heute Abend eine Geschichte selbst. ..
die entweder starten wollen, wo ich natürlich glücklich war, gekannt haben
Slama Figur eines Mannes, begleitete ich, und er war immer bei mir ..
Ich war mit ihm war mehr stahun
mnemani immer lieben n trauriger Tag "für uns beide ..
candaan wir beide machen den Tag: "Wir sind noch viel schöner so bunt ..
Ich habe oft memangil ihn als "schräg" (weil es die Augen schräg), Wange Tomate (mollig) und SNOPPY .. HHE: p, während sie rief mich mit einem Kamel sbutan (weil es mein Dad's org arabischer Abstammung), Sule (Ich bin der Typ Mensch, der Humor wie Komiker Sule mag)

O Gott, ich wirklich "lieben Frau! Figur, die sie erzählte mir, die in dieser Note war für einen Tag .. AK mndengar nicht sicher, ob meine Stimme fühlte mich leer (wenn ak mngucapkan Wort" void "must have gelacht SHE" .. definitiv verspotteten es ist mich mit Worten des übermäßigen

Ich bin ein starker wanitayg .. Früher war es aber .. nicht jetzt wieder
ehrlich gesagt habe ich nie davon skrang Schrei
Ich war ein Mann ", der stärker wird alle Probleme ohne die Anwesenheit der richtige ist ihr
aber da ich mnyakiti seinem Herzen, werde ich schwach .. Verlust der Kontrolle über die Richtung n
als ob "mein Leben ist nicht mehr nützlich ..
Jene Frau, die ist jetzt mein Geliebter .. Begleiter meines Lebens
zu einem sehr "I LOVE ..
AK smuanya nicht nur für sich .. und ich gebe es aufrichtig, ohne das Wort "Bedauern"
Aber heute Abend hat er ein Wort zu sagen ", ohne zu bemerken, dass es wirklich" mein Herz tut weh

Aber das ist alles, was ich nie bereuen, ich bin sehr glücklich, bekannten sich die Zahl von haben .. über das Leben in allem hat ein Herz
Aber heute Abend habe ich zu gehen ..
für das Wohl aller Menschen, die ich liebe .. Sie besonders gut in Form "mein geliebtes
Ich will nicht das Leben der Menschen zu machen "schwieriger geworden ist als die Figur, die nicht meine Anwesenheit nützlich, kann nur eine" Skulptur "werden, ohne daß sie etwas viel weniger glücklich selbst tun

Ich schrieb diese Bemerkung, bevor ich mein Stück Schnur zu ergreifen, um ihn um meinen Hals hängen ..
Man könnte sagen, diese Platte als eine Ausgießung LAST um meine Erinnerungen mit ihm erinnern ")

05 Desember 2013

makalah perspektif global - modul 1

MAKALAH
PERSPEKTIF GLOBAL

HAKIKAT DAN KONSEP PERSPEKTIF GLOBAL

Dosen Pembimbing :
Hari Naredi, M.Pd

Description: E:\Ahfa\Tugas Kuliah\Logo FKIP bw.JPG














Disusun Oleh:

Nama    : Dewi Puspasari
NIM      : 1101045066

PGSD / V O


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2013



KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas  berkat-Nyalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan sebuah karya tulis yang berbentuk  makalah.
  Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk Memenuhi tugas semester 5.
          Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam  tata cara   penulisannya , pengkajian datanya  serta  bahasa yang saya pergunakan. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini.
          Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen perencanaan dan pembelajaran. saya menyampaikan ucapan terima kasih atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya yang telah penulis rencanakan.
   Akhir kata penulis minta maaf bila ada hal hal yang kurang  berkenan  yang tidak  sengaja dan tidak sadar   mungkin pernah saya ucapkan atau tulis. Atas perhatinnya penulis ucapkan banyak terima kasih, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat, amin.   



Jakarta,  Desember  2013

           

   Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1                   Latar belakang

Modul 1 ini menyajikan landasan konsep untuk mempelajari materi modul selanjutnya, karena dalam modul ini dipelajari tentang hakikat dan konsep perspektif global. Anda tentu sering mendengar istilah yang saat ini sangat popular dab sering disebut-sebut yaitu global dan globalisasi.
Adakah kaitan antara kedua istilah tersebut dengan materi modul ini?
          Untuk memahami mata kuliah perspektif global akan kita bahas bersama beberapa istilah yang erat kaitannya dengan mata kuliah ini, yaitu istilah “global,globalisasi dan pendidikan global”. Anda harus dapat mamahami istilah-istilah tersebut.
          Kita dilahirkan dan hidup didalam masyarakat yang kaya akan tradisi, budaya,nilai,sikap dan adat istiadat.Dunia ini kaya dengan keberbedaan (diversity) dan keragaman (multiplicity) tentang pandangan,bahasa,agama,adat istiadat,budaya dan sebagainya yang menjadikan kita sebagai makhluk yang unik. Dalam perkembangannya kita memahami berbagai kemajuan dalam kesadaran dan pandangan. Wawasan Nusantara misalnya, merupakan pandangan modern yang melihat bukan perbedaan tetapi persamaan, bukan terpisahkan teratpi terhubungkan. Sebagai contoh antara orang sunda dengan orang batak bukan adanya perbedaan tetapi persamaan yaitu warga Negara Indonesia yang ramah-tamah. Antara pulau jawa dan Sumatra bukan dipisahkan oleh selat sunda tetapi dihubungkan oleh selat sunda.
          Pandangan modern seperti ini menyebabkan dunia menjadi semakin sempit, yang didukung oleh perkembangan IPTEK yang begitu cepat, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi. Dengan demikian ada kecenderungan bahwa dalam kehidupan kita tidak lagi ada batas-batas Negara yang secara tradisional membatasi hubungan antara manusia di satu Negara dengan Negara lainnya.
          Sebagai contoh dalam kaitannya dengan lingkungan yaitu tentang kebakaran hutan, penebangan hutan dan polusi yang semuanya lebih mengarah pada kepentingan warga dunia, dan bukan pada kepentingan nasional. Ketika hutan di Indonesia terbakar menyebabkan asap yang sangat tebal dan sangat mengganggu bukan saja masyarakat di Indonesia, tatapi masyarakat di Malaysia, Singapura, Bangkok bahkan Jepang merasakan akibatnya. Mereka beramai-ramai membantu kita memadamkan kebakaran hutan.
          Sisi lain yang lebih hebat adalah apabila kebakaran hutan di Negara kita atau Negara lain dunia merusakkan lapisan ozon, akan mengakibatkan tidak tersaringnya sinar ultraviolet. Ini akan menyebabkan kerusakan di dunia, bukan hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia.
          Gambaran tersebut merupakan contoh bahwa saat ini kita harus mulai berpikir tentang dunia. Kita semua menggunakan planet yang sama begitu pula dengan air dan udara. Kita hidup dalam masyarakat global yang mempunyai ketergantungan.

1.2 Rumusan masalah

1.    Apa hakikat dan konsep tentang perspektif global ?
2.    Apa permasalahan, manfaat dan tujuan perspektif global

1.3 Tujuan masalah

1.    Untuk mengetahui tentang hakikat dan konsep perspektif global
2.    Untuk mengetahui dimensi, masalah,manfaat dan tujuan perspektif global






BAB II
PEMBAHASAN

a. Hakikat dan konsep perspektif global

A. Global dan Globalisasi
Global artinya sesuatu hal yang berkaitan dengan dunia, internasional, atau seluruh jagat raya (concerning the whole earth).
Description: Bumi
Bumi
Sesuatu hal ini bisa berarti masalah, kejadian, kegiatan bahkan sikap. Masalah, misalnya kebakaran hutan di Kalimantan yang menyebar hingga negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Kejadian, misalnya Bom Bali I dan Bom Bali II, Bom di Kedutaan Australia, Bom di Hotel J.W Marriot dan Ritz Carlton mempengaruhi opini masyarakat dunia terhadap bangsa Indonesia sehingga secara stereotipe bangsa Indonesia dicap sebagai negara teroris. Kegiatan, misalnya negara Pakistan yang mengadakan uji coba nuklir mendapatkan reaksi positif dan negatif dari negara-negara di dunia. Sikap, misalnya Presiden AS ke-44, Barrack Husein Obama, yang menyatakan sikap “menghormati umat muslim” di dunia, mendapatkan sambutan hangat bukan hanya dari negara-negara Islam, bahkan seluruh dunia sehingga ia mendapatkan nobel perdamaian.
Berdasarkan keempat contoh diatas, hal-hal yang dapat mempengaruhi dunia bukan hanya berkaitan dengan politik saja tetapi juga berkaitan dengan lingkungan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan segala aspek kehidupan. Sehingga, global didalam pembahasan materi-materi kuliah ini memiliki pengertian menyeluruh, dimana dunia tidak lagi dibatasi oleh batas negara, wilayah, ras, warna kulit dan sebagainya.
Globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian, keputusan dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekwensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh (John Huckle (Miriam Steiner, 1996). Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat popular karena berkaitan dengan gerak pembangunan di Indonesia, terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka dan perdagangan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan yang semakin ketat, padatnya informasi, kuatnya komunikasi dan keterbukaan (transparansi). Bangsa Indonesia akan semakin jauh tertinggal dibandingkan Negara-negara lain di dunia jika tidak memiliki kemampuan-kemampuan tersebut.

Hamijoyo dalam Mimbar (1990) menjelaskan cirri-ciri globalisasi, antara lain :
1.                  Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen yang tangguh.
2.                  Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, social politik dan sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
3.                  Adanya ketergantungan antar negara.
4.                  Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal gagasan, pembaharuan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi (melalui literature, kontak antar pakar dan mahasiswa).
Globalisasi mempunyai dampak positif dan negatif. Tilaar (1998) menyebutkan bahwa dampak positif globalisasi adalah munculnya masyarakat megakompetisi, dimana setiap orang berlomba berbuat yang terbaik untuk mencapai yang terbaik. Untuk berkompetisi dibutuhkan kualitas yang tinggi sehingga di era globalisasi ini masyarakat menjadi dinamis, aktif dan kreatif karena mengejar keunggulan dan kualitas. Namun, globalisasi dapat menjadi ancaman bagi budaya bangsa. Globalisasi akan melahirkan budaya global sehingga mengancam budaya lokal yang menjadi karakteristik budaya nasional. Apalagi jika tingkat pendidikan masyarakat rendah, hal ini akan menjadi penyebab cepatnya masyarakat terseret arus globalisasi dengan menghilangkan jati diri dan identitas bangsa. Contohnya, remaja di Indonesia dapat dengan cepat meniru gaya berpakaian, tata rambut, berperilaku yang tidak cocok dengan jati diri bangsa Indonesia.
Tilaar (1998) mengemukakan bahwa globalisasi telah memasuki tiga bidang penting kehidupan manusia yaitu ekonomi, politik dan budaya. Hal ini didukung olah dua kekuatan yaitu bisnis dan teknologi sebagai tulang punggung globalisasi. Gelombang globalisasi tersebut akan berdampak pada bisang lainnya yaitu bidang sosial terutama karena didukung oleh kemajuan dan teknologi transportasi dan komunikasi modern.
Tillaar (1998) juga mengemukakan tentang ciri era globalisasi yaitu dengan adanya masyarakat terbuka, yang dibagi dalam dua hal, yaitu:


1.                  Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan adanya pasar bebas, yang menuntut kemampuan, kreasi yang neghasilkan produk-produk berkualitas tinggi.

2.                  Dalam bidang politik, ditandai dengan berkembangnya nilai demokrasi dalam masyarakat yang demokratis, yaitu setiap masyarakat dimana setiap anggotanya ikut aktif dalam kehidupan bersama dan menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang menghormati hak asasi manusia, merupakan masyarakat madani yang hak dan kewajibannya dijunjung tinggi.
Description: Tata Rambut yang tidak Sesuai dengan Kebudayaan Indonesia
Tata Rambut yang tidak Sesuai dengan Kebudayaan Indonesia

Perspektif Global

Perspektif adalah cara pandang atau cara berpikir seseorang tentang suatu obyek. Perspektif global adalah suatu cara pandang dan cara berpikir terhadap suatu masalah, kejadian atau kegiatan dari sudut kepentingan global, yaitu dari sisi kepentingan dunia atau internasional. Oleh karena itu, sikap dan perbuatan kita juga diarahkan untuk kepentingan global. Dengan kata lain, perspektif global adalah suatu pandangan yang timbul akibat suatu kesadaran bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan global yang lebih luas. Dalam cara berpikir, seseorang harus berpikir global, dan dalam bertindak dapat secara lokal (think globally and act locally).
Sebagai pendidik, guru memerlukan suatu pendekatan yang akan menolong siswa untuk mengarahkannya kepada kehidupan yang kompleks dan menjauhi pengertian yang sempit tentang ruang, ras, agama, suku, sejarah dan kebudayaaan. Istilah-istilah dan pemahaman yang sempit seperti kesukuan, kedaerahan, barat-timur, putih-hitam, dapat memunculkan benih-benih konflik sehingga memunculkan pertentangan dunia. Olah karena itu, guru harus menanamkan nilai-nilai yang baik kepada peserta didik dan pemahaman bahwa kehidupan dia dan kita adalah merupakan bagian dari kehidupan dunia.
Peran guru dalam memahamkan nilai-nilai kebaikan adalah sebagai komunikator atau penghubung antara peserta didik dengan dunia luar. Untuk itu seorang guru harus :


1.    Tertarik dan peduli terhadap kejadian dan kegiatan pada masyarakat (lokal, nasional, internasional).
2.    Proaktif mencari informasi-informasi (nasional dan internasional).
3.    Bersifat terbuka, menerima pembaharuan.
4.    Mampu menyeleksi informasi sesuai dengan kebutuhan budaya Indonesia.

Pendidikan Global

Pendidikan global merupakan upaya sistematis untuk membentuk wawasan dan perspektif mahasiswa dan perspektif siswa, karena melalui pendidikan global siswadibekali materi secara utuh dan menyeluruh berkaitan dengan masalah global. Pendidikan global menawarkan suatu makna bahwa kita hidup didalam masyarakat manusia, dimana perkampungan global dimana manusia saling terhubung, baik suku, bangsa dan batas Negara tidak menjadi penghalang dan merupakan komunitas dari perbedaan diantara orang-orang yang berbeda bangsa.
Pendidikan global mempersiapkan siswa untuk memahami dan mengatasi adanya ketergantungan global dan keberagaman budaya, yang mencakup hubungan, kejadian dan kekuatan yang tidak dapat diisikan kedalam batas-batas negara dan budaya (Hoopes,1997). Pendidikan global memiliki tiga tujuan yaitu:
1.                  Memberikan pengalaman yang mengurangi rasa kedaerahan dan kesukuan. Tujuan ini dapat dicapai melalui mengajarkan bahan dan menggunakan metode yang memberikan relatifisme budaya.
2.                  Memberikan pengalaman yang mempersiapkan siswa untuk mendekatkan diri dengang keragaman global. Kegunaan dari tujuan ini adalah untuk mendiskusikan tentang relatifisme budaya dan keutamaan etika.
3.                  Memberikan pengalaman tentang mengajar siswa untuk berpikir tentang mereka sendiri sebagai individu, warga negara dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan global mempersiapkan masa depan siswa dengan memberikan keterampilan analisis dan evaluasi yang luas. Keterampilan ini akan membekali siswa untuk memahami dan memberikan reaksi terhadap isu internasional dan antar budaya. Pendidikan global juga mengenalkan siswa dengan berbagai strategi untuk berperan serta secara lokal, nasional dan internasional. Mata pelajaran harus menyajikan informasi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan terlibat dalam kebijakan publik. Oleh karena itu, pendidikan global mengkaitkan isu global dengan kepentingan lokal.  Dengan demikian pendidikan global adalah suatu pendidikan yang berusaha untuk meningkatkan kesadaran siswa bahwa mereka hidup pada area global yang saling berkaitan.
B.        Dimensi Perspektif Global

Saat ini tidak ada suatu bangsapun yang statis dan homogen. Setiap bangsa berkembang karena adanya interaksi dengan bangsa lain, sehingga sistem nilai budaya dan nilai lainnya akan saling mempengaruhi satu sama lain. Perspektif global bertolak dari masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mengenai masalah pendidikan, kesehatan, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya. Semua permasalahan ini berdampak pada permasalahan global. Dalam kaitannya dengan budaya di era globalisasi, Makagiansar (Mimbar,1990) mengajukan empat dimensi perspektif global, yaitu:
1.      Afirmasi atau penegasan dari dimensi budaya dalam proses pembangunan bangsa dan masyarakat. Pembangunan akan terasa hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan bangsanya. Nilai budaya suatu bangsa menjadi landasan bagi pembangunan suatu negara, serta merupakan alat seleksi bagi pengaruh luar yang sudah tidak terkendali.
2.      Mengembangkan identitas budaya dan setiap kelompok manusia berhak diakui identitas budayanya.
3.      Partisipasi, bahwa dalam pengembangan suatu bangsa dan negara sangat diperlukanpartisipasi dari masyarakat.
4.      Memajukan kerjasama antar budaya. Hal ini dimaksudkan agar ada aksi dan upaya saling mengisi atau mengilhamisehingga akan ada kemajuan dan peningkatan antar budaya bangsa.
Sementara itu, Hanvey (1976) dalam bukunya yang sangat terkenal “An Attainable Global Perspective” menyebutkan 5 dimensi dari perspektif global sebagai berikut.
1.      Perspective conciousness
                  Kesadaran dan penghargaan terhadap adanya berbagai macam pendapat yang berbeda-beda 
                 di   dunia ini.
2.      State of planet awareness
Adanya pengertian yang mendalam terhadap isu-isu dan peristiwa-peristiwa global.
3.      Cross-cultural awareness
Adanya kesepakatan yang bisa diterima secara umum dalam membuat karakteristik budaya-budaya yang ada di dunia ini, yaitu bahwa sekalipun ada perbedaan-perbedaan dalam budaya, namun ada banyak kesamaan yang dimiliki.
4.      Systemic awareness
Mengetahui akan sistem-sistem yang ada di alam, sehingga mulai mengenal kompleksnya sistem internasional, di mana aktor-aktor negara dan aktor-aktor non-negara saling mempengaruhi dalam berbagai macam isu yang terjadi di kawasan-kawasan yang ada di dunia ini.
5.      Options for participation
Mengetahui strategi-strategi yang tepat sehingga mampu berpartisipasi dengan baik dalam menghadapi isu-isu yang terjadi di tingkat lokal, nasional hingga internasional.

C.       Manfaat Perspektif Global
Secara politis peran negara bergeser dari penentu dan pembuat wawasan kebangsaan menjadi penjaga stabilitas dan pengontrol politik baik di dalam maupun luar negeri. Perlu disadari bahwa negara kita berhadapan dengan faktor luar yang sangat kuat. Oleh karena itu, peningkatan kerja sama dengan negara lain dalam segala bidang perlu ditingkatkan. Negara harus bersifat terbuka, karena kerja sama dalam berbagai bidang menuntut adanya komitmen yang tinggi. Negara harus beradaptasi dengan sistem yang terus berubah, aktif mengikuti dan mengadakan perubahan. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari perspektif global.
1.         Meningkatkan wawasan dan kesadaran para pendidik dan peserta didik bahwa kita bukan hanya penghuni satu daerah, tetapi mempunyai ketergantungan dengan orang lain di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu sikap kita harus mencerminkan “sikap ketergantungan”  tersebut.
2.         Menambah dan memperluas pengetahuan kita tentang dunia, sehingga dapat megikuti perkembangan dunia dalam berbagai aspek terutama perkembangan iptek.
3.         Mengkondisikan para mahasiswa untuk berpikir integral bukan general, sehingga suatu gejala atau masalah dapat ditanggulangi dari berbagai aspek.
4.         Melatih kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap perkembangan dunia dengan segala aspeknya.
D.       Tujuan Perspektif Global
Lee Anderson dan Charlotte Anderson (1979) menyatakan bahwa untuk mempersiapkanpeserta didik agar menjadi warga negara yang baik harus dimulai dari berbagai macam kelompok yang melibatkannya, dari yang terdekat hingga yang terjauh, yaitu dari masyarakat lokal,nasional, hingga global. Ada 5 tujuan pokok dari perspektif global, yaitu:
1.         Mengembangkan pengertian keberadaan mereka sebagai individu-individu yang membentuk masyarakat.
2.         Mengembangkan pengertian bahwa mereka merupakan anggota dari masyarakat dunia.
3.         Mengembangkan pengertian bahwa mereka adalah penghuni planet bumi ini dan kehidupannya bergantung pada planet bumi tersebut.
4.         Peserta didik harus diberi pengertian bahwa mereka adalah partisipan atau pelaku aktif dalam masyarakat global ini.
5.         Mendidik peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk hidup secara bijaksana dan bertanggung jawab sebagai individu, sebagai umat manusia, sebagai insan penghuni planet bumi ini, serta sebagai anggota masyarakat global.
Sementara itu, menurut Marryfield (dalam buku Perspektif Global karangan Prof. Dr. H. Nurshid S dan Drs. Kuswaya W : 1997), tujuan diberikannya perspektif global adalah sebagai berikut:
1.      Mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih banyak tentang materi dan masalah yang berkaitan dengan masalah global.
2.      Mendorong para pendidik untuk mempelajari masalah yang berkaitan dengan masalah lintas budaya.
3.      Mengembangkan dan memahami makna perspektif global baik dalam kehidupan sehari-hari maupun pengembangan profesinya.

E.        Masalah Perspektif Global
Berkaitan dengan masalah global, Merry M. Merryfield (1997 : 8) mengemukakan pokok-pokok masalah global, yaitu: penduduk dan keluarga berencana (population and family planning);hak rakyat menentukan pemerintahan sendiri (self-determination); pembangunan (development);hak asasi manusia (human right); emigrasi, imigrasi dan pengungsian (emigrationimmigration and refugees); kepemilikan bersama secara global (the global commnos); lingkungan hidup dan sumber daya alam (environment and natural resources); persebaran kemakmuran; teknologi informasi; sumber daya; jalan masuk ke pasar; kelaparan dan bahan pangan; perdamaian dan keamanan; prasangka dan diskriminasi.
Isu dan masalah diatas bukan lagi hanya dirasakan secara lokal dan regional di tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan telah menjadi isu dan masalah global yang dirasakan serta disadari oleh masyarakat dunia. Badan dan lembaga dunia, baik organisasi yang merupakan bagian dari PBB maupun diluar PBB seperti LSM (lembaga swadaya masyarakat), telah menaruh perhatian serta kepedulian terhadap masalah-masalah global tersebut.
Berikut ini contoh beberapa isu dan masalah global seperti penduduk dan keluarga berencana, pembangunan, hak asasi manusia, migrasi, lingkungan dan sumber daya, dalam pembahasan yang singkat.

1.            Penduduk dan Keluarga Berencana
Masalah penduduk bukan hanya merupakan masalah nasional bagi Indonesia, melainkan juga merupakan masalah bangsa lain, baik bangsa-bangsa yang terbelakang dan sedang berkembang, maupun bangsa-bangsa yang telah maju. Persoalan-persoalan ketidakseimbangan antara pertumbuhan dan jumlah penduduk dengan ketersediaan barang bahan pangan, lapangan kerja serta pemukiman yang merupakan masalah kesejahteraan, bukan hanya masalah yang menimpa bangsa Indonesia, melainkan dialami oleh seluruh bangsa di dunia ini. Oleh karena itu, masalah ini dapat dinyatakan sebagai masalah global.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penduduk yaitu dengan melakukan program keluarga berencana dengan mengatur jumlah anggota keluarga demi kesejahteraan masing-masing keluarga. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh bangsa Indonesia, melainkan juga dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Akan tetapi, pada kenyataannya pelaksanaan program keluarga berencana tidak selancar seperti apa yang direncanakan dan diharapkan, melainkan masih menghadapi berbagai masalah. Oleh karena itu, program ini selain merupakan upaya pemecahan masalah, pada pelaksanaannya juga masih merupakan masalah global. Berkaitan dengan hal itu, PBB sebagai organisasi dan lembaga dunia sangat memperhatikan masalah tersebut.
2.      Pembangunan
Pembangunan yang oleh Bartelmus (1986 : 3) dinyatakan sebagai proses yang berupaya memperbaiki kondisi hidup masyarakat, baik kondisi material maupun non material termasuk kebutuhan-kebutuhan fisik, telah – sedang – dan akan dilakukan oleh semua bangsa di dunia ini. Namun demikian, karena pada pelaksanaannya melibatkan segala sumber daya, baik alam (SDA) maupun manusia (SDM) termasuk kemampuan IPTEKnya, maka pembangunan masih banyak menghadapi masalah. Oleh karena itu, pembangunan sebagai upaya pemecahan masalah kesejahteraan masyarakat, pada sisi lain masih menjadi masalah. Kenyataan demikian masih dialami oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian, pembangunan sebagai suatu masalah, juga menjadi masalah global.

3.      Hak Asasi Manusia
Pada hakekatnya, setiap manusia memiliki hak yang sama di segala bidang. Hak merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang diberikan kepada umat manusia yang hidup di muka bumi ini tanpa terkecuali. Akan tetapi, dalam kehidupan masyarakat, hak asasi manusia ini mendapat perlakuan yang berbeda-beda oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terjadi pelanggaran atas HAM tersebut. Diskriminasi ras, etnis, agama dan lain-lainnya merupakan pelanggaran terhadap HAM. Hal tersebut dialami oleh kelompok masyarakat atau perorangan tertentu di negara masing-masing. Masalah ini terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu, HAM tidak hanya merupakan masalah lokal dan regional di tempat-tempat serta kawasan-kawasan tertentu, melainkan juga merupakan masalah global.

4.      Migrasi
Perpindahan penduduk, baik dalam bentuk emigrasi (ke luar dari negara sendiri) dan imigrasi (masuk ke dalam negara tertentu) maupun dalam bentuk pengungsian, terjadi dimana-mana di dunia ini. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari faktor ekonomi, bencana alam, wabah, politik sampai pada keamanan. Bagi kelompok atau perorangan yang melakukannya, mungkin migrasi merupakan jalan keluar dari masalah yang dialaminya. Namun bagi negara atau kawasan yang didatangi mungkin menjadi masalah, karena menyangkut tempat penampungan, lapangan kerja, bahan kebutuhan, dan lain sebagainya. Kita dapat menyimak dan mengamati proses perpindahan ini dari berbagai kawasan di dunia sebagai akibat dari berbagai masalah di negara, seperti banjir, kesulitan ekonomi dan pertentangan politik menjadi penyebab terjadinya migrasi penduduk di kawasan yang bersangkutan, atau dari kawasan tersebut ke negara lain. Masalah migrasi ini telah menjadi masalah global.

5.      Lingkungan dan Sumber Daya
Menurut UU RI no. 4 tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.Masalah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, tanah longsor, dan sebangsanya yang mengganggu bahkan mengancam kehidupan manusia, tidak hanya terjadi secara lokal maupun regional di tempat-tempat atau kawasan tertentu, melainkan secara meluas terjadi dimana-mana di permukaan bumi ini.
G.T. Miller (1985 : 6) mengemukakan sumber daya alam adalah suatu bentuk materi atau energi yang diperoleh dari lingkungan fisikal yang dapat memenuhi kehidupan manusia. Dengan demikian antara sumber daya alam dengan lingkungan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kandungan, persediaan, penggalian, pengolahan, dan pemanfaatan sumber daya, khususnya sumber daya alam, tidak hanya menyangkut pemerintah serta negara sebagai pemilik sumber daya, melainkan juga melibatkan negara-negara lain yang berkepentingan. Kuota produksi dan kuota perdagangan sampai pada harga sumber daya alam tertentu yang strategis merupakan kesepakatan bersama di antara negara-negara produsen dengan negara-negara konsumen.
Dengan demikian, mengenai sumber daya alam ini dilandasi oleh kesejahteraan global negara-negara yang bersangkutan. Produksi, konsumsi, dan perdagangannya memiliki  dampak global terhadap kehidupan ekonomi, politik serta kondisi ekologi dunia. Dalam mekanisme dan dinamika  produksi, pemanfaatan, konsumsi dan perdagangan sumber daya alam ini terjadi proses ketergantungan dan saling keterkaitan antar berbagai negara di dunia yang berkepentingan. Kenyataan tersebut merupakan fenomena global yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Pemanfaatan lingkungan dan sumber daya yang menjadi aset dunia seperti samudra dan ruang angkasa, menuntut saling keterkaitan serta saling ketergantungan global yang mengoptimalkan pemanfaatan aset-aset tadi. Hal tersebut harus menjadi perhatian dan kepedulian tiap pribadi umat manusia, khususnya orang-orang yang bertindak mengambil kebijakan dan keputusan. Disinilah letak dan kedudukan wawasan dan kepedulian global dalam situasi kehidupan umat manusia yang makin mendunia.