26 Oktober 2012

makalah sosiologi pendidikan

PENDIDIKAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL KELOMPOK : II ANGGOTA :ASHEF HAKIM ABDULLAH BUNGA RAHMAWATI DEWI PUSPASARI DILLA TIFANI HAPSARI KELAS :PGSD 3B DOSEN PENGAJAR :TRISNI HANDAYANY FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA JAKARTA KATA PENGANTAR Allhamdulillah atas berkat Rahmat Allah YME dan bimbingan dari semua pihak, maka kami dapat menyusun Makalah ini dengan sedemikian rupa.Makalah ini kami buat sebagai persyaratan tugas yang di berikan oleh Ibu Trisni sebagai dosen mata kuliah Sosiologi Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Dengan selesainya Makalah ini kami tidak lupa mengucapkan banyak Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun pihak – pihak yang terkait tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam penyusunan Makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini belum lengkap dan sempurna dari apa yang diharapkan karena menyusun Makalah ini merupakan langkah awal bagi kami. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga makalah ini bias bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Terima Kasih Jakarta, 22 Oktober 2012 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1 Latar Belakang ............................................................................ 1 Rumusan Masalah ....................................................................... 2 Maksud dan Tujuan...................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................... 3 Cara menentukan golongan sosial............................................. 3 • Metode subjektif.............................................................. 3 • Metode subyektif.............................................................. 4 • Metode reputasi................................................................ 5 Golongan sosial sebagai lingkungan sosial........................... 6 Golongan sosial dan jenis pendidikan................................... 7 Dampak positif dan negatif stratifikasi sosial................. 8 Dampak stratifikasi dalamm masyarakat.......................... 9 BAB III PENUTUP............................................................... 10 Kesimpulan............................................................................... 10 Saran......................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 13 BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Pendidikan merupakan suatu proses dimana seseorang manusia dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi pada saat ini sosiologi dan pendidikan menjadi hal yang terkait karena adanya teori tentang stratifikasi soasial yaitu pembagian kelas-kelas yang terjadi di masyarakat, namun hal ini terjadi bukan di dunia masyarakat melainkan di dunia akademisi atau pendidikan stratifikasi sosial dan mobilitas sosial seakan hadir membaur di dalamnya Stratifikasi social adalah demensi vertical dari struktur social masyarakat, dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada, apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup. Soerjono Soekanto (1981:133), menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi social merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu. Didalam dunia pendidikan sama seperti kehidupan didalam masyarakat, bisa terjadi pembagian kelas dan pengelompokan kelas secara langsung dan ridak langsung dan berlaku di semua kalangan mulai dari SD hingga perguruan tinggi stratifikasi soasial atau pembagian kelas seperti tidak dapat terpisahkan dari dunia pendididkan.dalam dunia pendidikan juga terjadi yang namaya mobilitas sosial yaitu perpindahan kelas Untuk membatasi agar tidak terjadinya pembahasan yang jauh dari materi kami maka kami disini akan membatasi pembahasan melalui rumusan-rumusan masalah yaitu : RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara menentukan golongan sosial dalam dunia pendidikan ? 2. Apa yang menyebabkan terjadinya golongan sosial dalam dunia pendidikan ? 3. Apa Dampak positive dan negatif dari stratifikasi soasial dalam dunia pendidikan ? 4. Apa dampak dari stratifikasi social dalam kehidupan di masyarakat Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui cara menentukan golongan sosial dalam dunia pendidikan 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penggolongan sosial dalam dunia pendidikan 3. Untuk mengetahui dampak positive dan negatif dari stratifikasi sosial dalam dunia pendidikan 4. Untuk mengetahui dampak dari stratifikasi social dalam kehidupan di masyarakat. BAB 2 PEMBAHASAN A. Cara menentukan golongan sosial Dalam masyarakat manapun bisa kita temui berbagai golongan masyarakat yang pada praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara golongan satu dengan golongan yang lain. Adanya golongan yang berlapis-lapis ini mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial baik itu secara ketat ataupun lebih bersifat terbuka. Masyarakat yang menganut pelapisan sosial secara ketat tidak memungkinkan adanya kenaikan tingkat bagi para warganya secara mudah. Sebaliknya, dalam masyarakat yang menganut pelapisan sosial yang bersifat terbuka warga yang bersangkutan bisa dengan leluasa naik atau bahkan turun. Untuk menentukan stratifikasi sossial seorang manusia dalam dunia pendidikan dapat menggunakan 3 metode antara lain : 1. Metode objektif Berdasarkan metode ini stratifikasi sosial ditentukan dengan menggunakan penilaian objektif antara lain terhadap jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan pendidikan. Biasanya keterangan demikian terkumpul sewaktu diadakan sensus. Menurut penelitian (1954) di amerika serikat.dokter menempati kedudukan yang sangat tingg sama dengan Gubernur dan profesor sama tingginya dengan ilmuwan, anggota kongres, DPR. Jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosial. Pendidikan bukan hanya sekadar memberi keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental,selera, minat, tujuan dan lain-lain.Pekerjaan merupakan aspek kelas sosial yang penting karenabegitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, teman-teman, jam kerja dan kebiasaan-kebiasaan seharihari keluarga orang itu. Kita bahkan bisa membaca selera bacaan,selera rekreasi, standar moral, dan orientasi keagamaannya.Dengan kata lain jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda degnan jenis pekerjaan lainnya. 2. Metode subyektif Dalam metode ini golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. Kebanyakan ahli sosiologi berpandangan bahwa kelas sosial adalah suatu kenyataan, meskipun orang tidak sepenuhnya menyadari hal itu.dalam metode ini faktor pekerjaan ,pendidikan dan pendapatan juga masih mempengaruhi kelas-kelas sosial terutama di indonesia . Walaupun demikian, perasaan identifikasi kelas sosial cukup penting, sebab orang cenderung meniru norma-norma perilaku kelas sosial yang ia anggap sebagai kelas sosialnya Beberapa kenyataan membuktikan bahwa orang yang menempatkan diri mereka pada kelas sosial politik yang sama dengan sikap politik kelas sosial itu, bukannya sama dengan sikap politik kelas sosial mereka yang sebenarnya. 3. Metode Reputasi Metode ini memberi kesempatan pada orang dalam masyarakat itu sendiri untuk menentukan golonan mana-mana yang terdapat dalam masyarakat itu lalu mengidentifikasi anggota masyarakat ke golongan tertentu. Bisa dikatakan tidak ada kriteria yang sama yang berlaku untuk menentukan golongan sosial dalam berbagai masyarakat didunia ini. Semisal kriteria penggolongan di desa berbeda dengan kriteria penggolongn di kota. Banyak para ahli yang termasuk didalamnya W.L Warner cs.membagi kelas-kelas sosial kedalam beberapa golongan antara lain : a.Upper-Upper mencakup keluarga-keluarga kaya lama, yang telah lama berpengaruh dalam masyarakat dan sudah memiliki kekayaan bagitu lama, sehingga orang-orang tidak lagi bisa mengingat kapan dan bagaimana cara keluargakeluarga itu memperoleh kekayaannya. b.Lower-Upper mungkin saja mempunyai jumlah uang yang sama tapi mereka belum terlalu lama memilikinya c.Upper-Middle mencakup kebanyakan pengusaha dan orang-orang profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar belakang keluarga ‘baik” dengan penghasilan yangn menyenangkan. d.Lower-Middle meliputi para juru tulis, pegawai kantor, pengrajin terkemuka f.Lower-Lower meliputi para pekerja tidak tetap, penganggur, buruh musiman, dan orang yang hampir terus menerus bergantung pada tunjangan pengangguran. B. Penyebab terjadinya golongan sosial GOLONGAN SOSIAL SEBAGAI LINGKUNGAN SOSIAL Golongan sosial menentukan lingkungan seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya.Sistem golongan sosial menimbulkan batas-batas dan rintangan ekonomi, kultural dan sosial yang mencegah pergaulan denga goongan - golongan lain.golongan sosial membatasi dan menentukan lingkungan belajar anak. Orang yang termasuk golongan sosial yang sama cenderung bertempat tinggal di daerah tertentu. Misalkan orang golongan atas akan tinggal di daerah elite karena anggota golongan rendah tidak mampu tinggal di sana TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGAKAT GOLONGAN SOSIAL Dalam berbagai studi, disebutkan tingkat pendidikan tertinggi yang didapatkan seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya.Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial yang seseorang dengan tingkat pendidikanyang telah ditempuhnya,meski demikian pendidikan yang tinggi tidak dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi. Korelasi antara pendidikan dan golongan sosial antara lainterjadi karena anak dari golongan rendah kebanyakan tidak melanjutkan pelajarannya sampai perguruan tinggi.Sementara orang yang termasuk golongan atas beraspirasi agar anaknya menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi.Orang yang berkedudukan tinggi, bergelar akademis, yang mempunyai penapatan besar tinggal dirumah elite dan merasa termasuk golongan atas akan mengusahakan anknya masuk universitas dan memperoleh gelar akademis.Sebaliknya anak yang orangtuanya buta huruf mencari nafkahnya dengan mengumpulkan puntung rokok , tinggal digubuk kecil, tak dapat diharapkan akan mengusahakan anaknya menikmati perguruan tinggi. Ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seorang anak, Yaitu: 1.Pendapaan orangtua. 2.Kurangnya perhatian akan pendidikan dikalangan orangtua. 3.Kurangnya minat si anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi GOLONGAN SOSIAL DAN JENIS PENDIDIKAN Golongan sosial tidak hanya berpengaruh terhadap tingginya jenjang pendidikan anak tetapi juga berpengaruh terhadap jenis pendidikan yang dipilih. Tidak semua orangtua mampu membiayai studi anaknya diperguruan tinggi.Pada umumnya anak-anak yang orangtuanya mampu, akan memilih sekolah menengah umum sebagai persiapan untuk belajar di perguruan tinggi.Sementara orangtua yang mengetahui batas kemampuan keuangannya akan cenderung memilih sekolah kejuruan bagi anaknya, dengan pertimbangan setelah lulus dari kejuruan bisa langsung bekerja sesuai dengan keahliannya.Dapat diduga sekolah kejuruan akan lebih banyak mempunyai murid dari glongan rendah daripada yang berasal dari golongan atas. Karena itu sekolah menengah dipandang lebih tinggi statusnya daripada sekolah kejuruan.Demikian pula dengan mata pelajaran atau bidang studi yang berkaitan dengan perguruan tinggi dipandang mempunyai status yang lebih tinggi , misal matematika, fisika dipandang lebih tinggi daripada Tata buku.Sikap demikian bukan hanya terdapat dikalangan siswa tetapi juga dikalangan orangtua dan guru yang dengan sengaja atau tidak sengaja menyampaikan sikap itu kepada anak-anaknya. Kelas Sosial dan Persamaan Kesenjangan sosial merupakan keadaan yang tumbuh tanpa disadari, yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lebih memberi jaminan bagi terisinya jabatan-jabatan penting oleh orangorang yang paling cakap. Oleh karena itu, setiap masyarakat betapapun sederhana atau kompleksnya harus membedakan orang dari segi prestise dan penghargaan. Untuk itu masyarakat harus memiliki kadar kesenjangan sosial tertentu yang melembaga. Para ahli teori konflik berpandangan bahwa bukan kegunaan fungsional yang menciptakan stratifikasi sosial, melainkan kekuasaan. Hak-hak istimewa kelas sosial akan mengalami perubahan jika kelas sosial rendah menentang dan mengubah hak-hak istimewa tersebut. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF STRATIFIKASI SOSIAL DALAM PENDIDIKAN A. Dampak positif 1. Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan. 2. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. B. DampaK Negative 1. Konflik antar kelas 2. Konflik antar kelompok social 3. Konflik antar generasi DAMPAK STRATIFIKASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN DI MASYARAKAT Stratifikasi social akan selalu ditemukan di dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai.mungkin berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis,atau tanah. Kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalahan agama, atau keturunan keluarga terhormat. Berikut ini beberapa dampak stratifikasi social dalam kehidupan di masyarakat : 1. Eklusivitas : untuk membentuk lapisan social yang juga merupakan subculture. 2. Etnosentrisme : pemikiran masyarakat yang ingin mengagumkan kelompoknya sendiri yang ada di dalam masyarakat. 3. Konflik social : Perbedaan di dalam kelas social yang dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan social. BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Manusia pada umumnya memerlukan pendidikan dimana seorang manusia perlu mengetahui hal yang belum mereka ketahui menjadi tahu, tetapi pada saat ini sosiologi dan pendidikan menjadi suatu hal yang terikat karena adanya stratifikasi sosial yang membagi-bagikan kelas-kelas tertentu di masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto (1981;133), menyatakan bahwa social stratificationt merupakan pembedaan penduduk atau mansyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat atau berlapis-lapis dalam masyarakat. 1. Cara menentukan golongan sosial terbagi menjadi tiga bagian:  Metode subjektif  Metode subyektif  Metode reputasi 2. Banyak pula para ahli yang tgermsuk didalamnya W.L Warner cs.membagi golongan kelas-kelas soial kedalam beberapa golongan antara lain:  Upper-Upper: yang mencakup golongan keluarga-keluarga kaya lama.  Lower-Upper: mungkin saja memiliki uang yang sama tetapi tidak terlalu lama.  Upper-Middle: mencakup pengusaha atau profesional yang berhasil.  Lower-Middle : meliputi para juru tulis, pegawai kantor dan pengrajin terkemuka.  Lower-Lower : mencangkup para pekerja serabutan, pengangguran, dan buruh musiman. 3. Golongan sosial sangat berpengaruh karena menentukan lingkungan seseorang. Pengetahuan, kebutuhan dan tujuan, sikap, watak seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Sebagai penyeimbang tingkat sosial juga sangat berpengaruh dalam lingkungan pendidikan. Orang yang memiliki berkedudukan tinggi, bergelar akademis, yang mempunyai pendapatan besar. Sebaliknya anak dari seorang yang orang tuanya buta huruf mencari nafkah dengan mengumpulkan puntung rokok, tinggal digubuk kecil, tidak diharapkan anak mengenyam pendidikan yang layak. Maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seorang anak, yaitu :  Pendapatan orang tua  Kurangnya perhatian akan pendidikan dikalaangan orang tua  Kurangnya minat si anak untuk melanjutka keperguruan tinggi 4. Dampak posotif dan negatif stratifikasi sosial didalam ruang lingkup pendidikan : a) Dampak positif  Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah sastra.  Mobilias sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. b) Dampak negatif  Konflik antar kelas  Konflik antar kelompok sosial  Konflik antar generasi 5. Stratifikasi sosial akan selalu ditemukan didalam kehidupan masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai. Mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis atau sebidang tanah. Berikut ini beberapa dampak stratifikasi sosial dalam kehidupan di masyarakat :  Eklusivitas  Etnosentrisme  Konflik sosial 3.2 SARAN Statifikasi sosial bukanlah halangan bagi setiap manusia untuk merubah pola hidup mereka dari yang buruk menjadi lebih baik. Maka sifat optimisme sangat di perlukan di dalam kehidupan masyarakat untuk saling memberikan yang terbaik terhadap sesama di kalangan masyarakat tertentu. Dan sifat berkecukupan juga sangat berperan penting dalam mendukung terlaksananya stratifikasi sosial di salam ruang lingkup masyarakat. Tidak ada masyarakat yang tidak perlu stratifikasi sosial, semua masyarakat perlu mengenal apalagi menjalani stratifikasi sosial untuk memepermudah seseorang dalam menjalani suatu kehidupan apalagi tentang bersosialisasi. Maka dari itu sifat optimisme sangatlah berperan penting dalan terlaksananya stratifikasi sosial. DAFTAR PUSTAKA - Prof.DR.S Nasution MA.2011.sosiologi pendidikan Jakarta : aksara bumi - Ebook stratifikasi dan mobilitas social dalam pendidikan - http://www.dedewadedew.blogspot.com - http://www.google.com

0 comments:

Posting Komentar